Wednesday 19 October 2016

Pelabuhan Teluk Bayur

Teluk Bayur merupakan pelabuhan yang paling besar di Sumatera barat. Pada masa penjajahan pelabuhan ini memiliki peranan penting sebagai jalur penghubung dengan pulau-pulau lain maupun daerah lain. Pelabuhan ini juga memiliki peranan penting dalam perdagangan antar wilayah bahkan antar negara. Bahkan Teluk Bayur pernah menjadi pelabuhan yang tersibuk di Indonesia sampai berkembangnya Singapuran menjadi pelabuhan transit pada zaman penjajahan.

 
Pada tahun 1888 sampai 1893 pelabuahn Teluk Bayur bernama Emmahaven. Nama itu diambil sesuai dengan nama ratu  Belanda, yaitu Ratu Emma. Proyek pembangunannya dipercayakan kepada Ir. J.P Yzerman, sekaligus bertindak sebagai arsiteknya. Sedangkan tenaga kerjanya sendiri adalah warga pribumi yang dipaksa untuk bekerja.  Belanda menjadikan pelabuhan ini sebagai tempat utama pengiriman barang, terutama hasil jajahan berupa rempah-rempah.

Semenjak Singapura menjadi pelabuhan transit antar negara kegiatandi pelabuhan Teluk Bayur terus menurut. Semakin berkembanya zaman, tidak adanya lagi kapal-kapal yang membawa pemumpang. Kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan ini lebih banyak kapal barang atau kapal-kapal angkatan laut. Walaupun bagitu pelabuhan Teluk Bayur masih tetap majadi pelabuhan terbesar di Sumatera Barat dan masih memberikan kontribusi yang besar pada Sumatera Barat.

 

Keindahan alam teluk bayur menjadikan pelabuhan salah satu tempat wisata. Dikelilingi oleh perbukitan dan laut, memberikan suasana tersendiri. Tak jauh dari pelabuhan ini banyak tempat nongkrong yang bersuasana alam yang dapat didatangi, apalagi di sore hari. Pemandangan sunset disekitar pelabuhan sangat indah. Aktifitas nelayan setempat menjadikan tempat ini banyak dikunjungi baik yang mau berwisata maupun untuk aktifitas lainya.

Perbaikan dan pengembangan terus dilakukan oleh pemerintah maupun pihak pelabuhan, agar pelabuhan tetap menjadi pelabuhan yang terbaik. Sebagai tempat yang bersejaran, sudah sewajarnya pelabuhan ini tetap menjadi kebanggaan orang Minang. 


0 comments:

Post a Comment